Taukid



 hSelamat Siang Sobat Arabiyyin, kali ini saya akan bebagi tentang pembahasan Nahwu hasil dari kawan kami yang sudah dibahas di kelas dengan judul Taukid

A. Pengertian Taukid
1.   التابع الرافع للاحتمال
Tabi’ (lafadz yang mengikuti) yang berfungsi untuk melenyapkan anggapan lain yang berkaitan dengan lafadz yang di-taukid-kan.[1]
2. التوكيد تابع للمؤكد فى رفعه و نصبه و خفضه و تعرفه
Taukid yaitu isim yang mengikuti muakkadnya dalam rofa’,  nashab, jer, dan ma’rifatnya.[2]


B.     Lafadz-lafadz Taukid
1.      النفس  (diri), seperti dalam contoh: جاء زيد نفسه
2.      العين (diri), seperti dalam contoh: جاء عمر عينه
3.      كل (semua), seperti dalam contoh: جاء القوم كلهم
4.      اجمع (seluruh), seperti dalam contoh: جاء القوم اجمعون
5.      Mengikuti اجمع : اكتع , ابتع , ابصع (maknanya sama dengan ajma’u atau ajma’iin)
Faedah dari memakai lafadz-lafadz itu ialah untuk menambahkan maksud taukid saja agar tidak diragukan.

C.   Macam-macam Taukid
1.    Taukid dibagi menjadi yaitu taukid lafdi dan taukid ma’nawi.
a.       Taukid lafdi yaitu dengan pengulangan lafal, baik itu lafal yang berupa isim dhohir atau isim dlomir, fi’il, huruf, ataupun jumlah. Contoh:
جاء زيد زيد, جئت انت, جاء جاء زيد.
Faidah taukid lafdi yaitu untuk menguatkan muakkad pada diri dan hati pendengar. Dan menghilangkan sesuatu dalam dirinya dari keraguan atasnya.[3]
b.      Taukid Ma’nawi yaitu taukid yang ada penyebutan huruf taukidnya. Contohnya:
     جاء محمد نفسه, قام عينه.
     Faidah taukid memakai lafal نفس, عين yaitu untuk menghilangkan kemungkinan     berupa majaz.[4]
     Faidah taukid memakai lafal كل, اجمع yaitu untuk menunjukan meliputi dan            melingkupi.[5]

D.   Ketentuan Taukid
1.      Lafal نفس, عين, كل.  harus di mudofkan kepada isim dlomir yang kembali kepada muakkadnya.
2.      Ketika mau mentaukidi isim tasniyah atau jamak, maka lafal نفس, عين. Itu mengikuti wazan af’ulu (افعل).
3.      Lafal كل itu digunakan untuk mentaukidi isim yang bermakna umum.
4.      Lafal اجمع itu digunakan untuk mentaukidi jamak mudzakar salim atau isim yang bermakna umum dan tidak di mudlofkan pada isim dlomir. Ketika digunakan untuk mentaukidi jamak mudzakar salim begitu juga i’robnya juga mengikuti jamak mudzakar salim yaitu rofa’menggunakan wawu, nashab menggunakan alif, jer menggunakan ya.
5.            Lafal اكتع, ابتع, ابصع itu untuk mentaukidi tetapi harus jatuh setelahnya lafal اجمع.


[1] K.H. Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyyah Berikut Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Agresindo, 2017), hlm. 116
[2] Syekh Muhammad As Shonhaji, Al Jurumiyyah, (Yogyakarta: PP. Al Luqmaniyyah, 2017), hlm. 103.
                [3] Syekh Musthofa Al Gulami,  jami’uddurus, ( Banda aceh, Dar Imam Syafi’i, 2016), Cet. 1. Hlm. 595.
                [4] Syekh Musthofa Al Gulami,  jami’uddurus, ( Banda aceh, Dar Imam Syafi’i, 2016), Cet. 1. Hlm. 595.

                [5] Syekh Musthofa Al Gulami,  jami’uddurus, ( Banda aceh, Dar Imam Syafi’i, 2016), Cet. 1. Hlm. 595

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Na'at

Haal

Kalimah, Syibhul Jumlah dan Huruf